PRINCESADESAL.COM – Pengaturan skor dalam dunia bulutangkis kembali menjadi sorotan, memunculkan kesan sebagai permasalahan yang terus terulang. Pengamat bulutangkis, Daryadi, menilai bahwa fenomena ini membutuhkan ketegasan dari berbagai pihak untuk menanganinya dengan lebih serius.
Kasus terbaru menunjukkan keterlibatan tujuh pemain yang terbukti melakukan pengaturan skor. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya adalah atlet nasional, sementara sisanya berasal dari eks-binaan klub besar di Indonesia.
Menurut Daryadi, kasus seperti ini sudah sering terjadi dan terkesan menjadi pola yang berulang. Ia mengungkapkan bahwa pengaturan skor atau match fixing masih sulit dihilangkan dari berbagai cabang olahraga, termasuk bulutangkis. Bahkan hukuman berat, seperti larangan bermain seumur hidup yang pernah diberikan kepada beberapa pelaku sebelumnya, nyatanya belum cukup untuk memberikan efek jera.
Ia juga menjelaskan bahwa mereka yang berani melakukan tindakan seperti itu tentunya sudah sadar dengan risikonya. Oleh sebab itu, menurutnya, ketegasan dalam memberikan sanksi sangat penting, baik dari PBSI maupun BWF selaku otoritas internasional.
Sanksi keras memang diperlukan, lanjut Daryadi, meski diakuinya hal tersebut tidak sepenuhnya mampu menjamin para pelaku akan benar-benar jera. Ia sendiri kerap kali menemukan kejanggalan dalam permainan saat melakukan siaran langsung pada sejumlah turnamen.
Daryadi mengungkapkan, dirinya dapat membaca apakah seorang pemain bertanding dengan sungguh-sungguh atau tidak. Beberapa di antaranya bahkan melibatkan pemain-pemain kelas dunia. Meski enggan menyebutkan nama secara langsung, ia yakin banyak pihak sebenarnya memahami situasi ini. Menurutnya, mereka yang terlibat hanya menunggu apakah tindakannya terungkap atau tidak, dengan risiko yang sudah disadari sepenuhnya.
Daryadi menilai motivasi utama di balik pengaturan skor biasanya berujung pada aktivitas perjudian. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa praktik tersebut sulit diberantas meskipun sebagian besar orang sebenarnya mengetahui keberadaannya.
Menurutnya, akar dari permasalahan ini sering kali bergantung pada moral dan hati nurani masing-masing individu. Dorongan atau godaan tertentu menjadi alasan utama mengapa mereka memilih untuk melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu, Daryadi menegaskan pentingnya memberikan sanksi berat kepada siapa saja yang terbukti bersalah. Ia mencontohkan beberapa pemain top yang kariernya hancur akibat terkena sanksi akibat pengaturan skor.
Ia mengakhiri pernyataannya dengan menekankan bahwa ketegasan dalam penegakan aturan menjadi kunci untuk mengatasi kasus ini agar tidak terus terulang di masa mendatang.
Baca Juga : Peringkat Fajar/Fikri Melonjak 15 Tingkat Usai Jadi Runner-up Korea Open 2025