PRINCESADESAL.COM – Tim bulutangkis Indonesia meraih kejayaan di Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025. Kesuksesan ini diharapkan dapat membangkitkan kembali prestasi olahraga tepok bulu di tanah air.
Pada ajang yang berlangsung di Conson Gymnasium, Qingdao, dari 11 hingga 16 Februari 2025, Indonesia berhasil menjadi juara setelah mengalahkan tim tuan rumah, China, dengan skor 3-1 di final.
Ini merupakan gelar perdana bagi Indonesia di Badminton Asia Mixed Team Championship (BAMTC), yang telah diadakan sejak tahun 2017.
Indonesia menurunkan banyak atlet muda berbakat dalam kompetisi ini. Di antara mereka terdapat Alwi Farhan (19 tahun), Rahmat Hidayat (21 tahun), Yohanes Saut Marcellyno (21 tahun), Lanny Tria Mayasari (22 tahun), Meilysa Trias Puspitasari (20 tahun), dan Rachel Allessya Rose (20 tahun).
Ucapan selamat pun mengalir untuk tim Indonesia. Pimpinan DPR bidang Kesejahteraan Rakyat, Cucun Ahmad Syamsurijal, tidak ketinggalan menyampaikan apresiasi.
Beberapa waktu terakhir, prestasi bulutangkis Indonesia mengalami penurunan. Di Olimpiade Paris 2024, cabang olahraga ini gagal meraih medali emas, hanya berhasil menyumbangkan perunggu melalui Gregoria Mariska Tunjung.
Meski demikian, Indonesia sukses meraih dua medali emas di Olimpiade 2024 dari cabang angkat besi (Rizky Juniansyah) dan panjat tebing (Veddriq Leonardo).
“Kemenangan di Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025 menjadi tambahan semangat untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Merah Putih,” ungkap Cucun dalam keterangan resmi yang diterima detikSport. “Ini semua berkat kerja keras para atlet, pelatih, dan seluruh tim official. Kemenangan ini adalah kemenangan bagi seluruh bangsa Indonesia,” tambahnya.
Pemerhati bulutangkis, Daryadi, juga menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia meraih gelar pertama di ajang dua tahunan ini. Ia mencatat bahwa susunan pemain yang ditampilkan bisa menjadi sarana untuk regenerasi, terutama di nomor tunggal putra.
“Selamat! Ini adalah hadiah pertama untuk kepengurusan baru. Ini adalah langkah awal yang baik, mengingat event ini cukup bergengsi di tingkat Asia. Kejuaraan ini juga menjadi ajang kualifikasi untuk Piala Sudirman yang akan datang. Setelah lima kali tidak meraih juara, akhirnya kita berhasil, dan yang lebih istimewa adalah tampilnya pemain-pemain muda. Sebenarnya, bukan hanya kita yang menampilkan pemain lapis kedua, negara lain, termasuk China, juga menurunkan skuat serupa,” jelas Daryadi saat berbincang dengan detikSport.
“Kemenangan ini bisa dianggap sebagai titik awal kebangkitan bulutangkis kita. Dalam dua tahun terakhir, prestasi kita memang memprihatinkan karena minim gelar di turnamen tingkat tinggi,” tambahnya.
Dengan banyaknya pemain muda di tim BAMTC, Cucun merasa optimis. Ia memiliki harapan besar terhadap para atlet muda yang menunjukkan potensi.
“Indonesia memiliki banyak rising star. Saya yakin, para atlet muda kita akan membuat bulutangkis Indonesia semakin bersinar. Mereka adalah kebanggaan kita bersama,” kata Cucun.
“Saatnya Indonesia kembali menunjukkan taring di pentas bulutangkis dunia. Dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia, tim kita akan meraih kesuksesan besar dan mengharumkan nama bangsa,” tambahnya.
Di sisi lain, Daryadi mengingatkan publik bulutangkis tanah air agar bersabar. Atlet muda ini memerlukan waktu minimal dua tahun untuk berkembang lebih matang.
“Di tunggal putra, kita memang menghadapi situasi yang cukup mengkhawatirkan. Setelah Jonatan Christie dan Anthony Ginting, jarak kita cukup jauh. Sayangnya, kita tidak memiliki pemain kelahiran 2000-2001, yang seharusnya seumuran dengan Lakshya Sen, Kunlavut, dan Kodai. Dulu kita memiliki beberapa pemain yang menjanjikan, tetapi mereka semua sudah berlalu. Generasi ini sepertinya hilang begitu saja,” ungkap Daryadi.
” sekarang kita harus melompat ke Alwi yang lahir pada 2005 dan Ubed yang lahir pada 2007, jadi ada selisih satu generasi. Dari sini, saya memperkirakan kita harus siap menghadapi kenyataan bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan kita perlu bersabar, meskipun semoga prosesnya bisa lebih cepat. ”
“Kita bukan bermaksud mengabaikan Ginting atau Jojo, namun kita sudah berada di sini hampir 10 tahun dengan mereka, dan rasanya sudah terlalu lama. Kita perlu percepatan. Mudah-mudahan, dengan bimbingan pelatih sekelas Mulyo Handoyo, prosesnya bisa dipercepat. Ada tiga syarat untuk menjadi juara: anak-anak berbakat, yang sudah dimiliki Alwi sebagai modal juara dunia, serta pelatih hebat seperti Mulyo yang punya reputasi cemerlang di dalam negeri, termasuk meyakinkan Taufik untuk meraih medali emas Olimpiade Athena. Dia juga berhasil mengantarkan Loh Kean Yew di Singapura menjadi juara dunia dan sukses di India. Kami berharap memiliki bakat-bakat bagus seperti Alwi, Ubed, dan Saud, yang masih muda, sehingga prosesnya bisa berjalan lebih cepat,” tambahnya.
Baca Juga : Dejan merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari tim juara di Kejuaraan Bulutangkis Asia